Thursday, January 24, 2013

Ucapan Maulidur Rasul

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saya mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan tahniah dan syabas kepada semua pihak sama ada orang perseorangan atau Masjid dan Kariah yang telah menganjurkan Majlis Sambutan Maulidur Rasul s.a.w.

Sesungguhnya inilah antara cara kita membuktikan tanda kasih dan penghormatan kita atas segala perjuangan dan jasa baginda meninggalkan Agama Islam kepada kita.

Semoga dengan mengadakan majlis dan perarakan kita dapat berselawat dan mendengar tazkirah atau ceramah bagi mengingati dan mendalami ajaran baginda s.a.w.

Cuma nasihat saya supaya berati-hati dalam sambutan ini jangan keterlaluan sehingga terkeluar dari Amalan Ahli Sunnah Wal Jamaah, sabda baginda s.a.w.:
"Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad , dan seburuk-buruk perkara dalam agama adalah yang di ada-adakan, setiap yang diada-adakan (dalam urusan agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan. (HR. Muslim, an-Nasa’i dan selain keduanya)
Dalam riwayat lain "..setiap kesesatan masuk neraka".

Merangkap Timbalan YDP. Majlis Agama Islam Negeri Pulau Pinang, saya juga ingin menyeru semua masjid dan surau supaya memperbanyakkan kuliah-kuliah pengajian kitab, masjid-masjid yang tidak mengadakan kuliah / kelas-kelas bacaan kitab akan menjahilkan Umat Islam khususnya Anak-Anak Kariah mereka. Anak-Anak Kariah yang jahil bukan sahaja tidak menghargai pengorbanan Rasulullah malah boleh terdedah kepada ajaran sesat.

Oleh itu di samping kita mendalami agama kita yang tercinta ini, kita juga perlu mengetahui siapa musuh agama kita. Hari ini sudah menjadi ancaman besar masyarakat Islam negara kita ialah pengaruh Syi'ah. Syi'ah adalah musuh tradisional Ahli Sunnah Waljama'ah sejak lebih seribu tahun yang lalu, mereka cuba mengaburi mata hati umat Islam yang jahil terhadap agamanya, mereka berselindung di sebalik label Islam.

Dan selain Syi'ah banyak lagi ajaran-ajaran sesat yang terdapat dalam negara kita. Kita pernah mendengar peringatan baginda s.a.w. lebih kurang seperti berikut "akhir zaman umatku akan berpecah kepada 73 kumpulan, hanya satu kumpulan yang selamat ... (ialah Ahli Sunnah Waljama'ah)

Akhir sekali saya menyeru tuan-tuan dan puan-puan dengan firman Allah yang bermaksud :
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 

Wabillahi Taufiq Walhidayah, Wassalam


Wednesday, August 8, 2012

7 Golongan...

“Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, iaitu: Pemimpin yang adil, Pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), Seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan solat berjamaah di dalamnya), Dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah’, Seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahsiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan Seseorang yang berzikir (mengingati) Allah dalam bersendirian, lalu menitiskan air mata dari kedua matanya.” (H.R. Bukhari)

Sunday, August 5, 2012

Puasalah Ramadhana Imanan Wahtisaban

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Dialah yang memberikan berbagai kenikmatan kepada kita, yang dzahir maupun yang batin. Dia pula yang memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kita bisa menegakkan perintah-perintah-Nya. Semoga Allah menambahkan kenikmatan-Nya kepada kita dengan menyampaikan kepada bulan mulia dan penuh berkah, Bulan suci Ramadhan.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliaulah Uswah Hasanah bagi umat manusia dalam beragama-Islam. Beliau senantiasa beribadah kepada Allah dan bertakwa dengan sesungguhnya hingga maut menjemputnya. Dan meningkatkan amal ibadahnya berupa shalat, tilawah, shadaqah, dan berbagai amal kebajikan di bulan Ramadhan.

Semoga shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya serta umatnya yang meniti jalan hidup dan sunnah-sunnahnya.
 
Ramadhan sebantar lagi mendatangi kita. Tak kurang dari satu pekan, kita akan mendapat tamu yang mulia. Dia datang membawa rahmat dan keberkahan. Maka beruntunglah orang yang mendapat limpahan rahmat, memanen pahala yang banyak, dan mendapat hujan ampunan pada bulan tersebut.

Bulan Ramadhan adalah bulan shiyam, qiyam, dan tilawatul Qur'an. Ramadhan juga dikenal sebagai bulan shadaqah, kebajikan, dilipat gandakan pahala, dikabulkannya doa, bulan ampunan dan pembebasan dari neraka. Di bulan tersebut dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, bahkan syetan pun dibelenggu.

Pada bulan Ramadhan ini, Allah Yang Maha Pemurah berderma kepada para hamba-Nya dengan berbagai pemberian yang banyak dan melebihkannya bagi para wali-Nya yang giat beribadah kepada-Nya.

Kunci Shiyam dan Qiyam Ramadhan Berpahala Besar
 
Kunci didapatkannya pahala besar dan ampunan saat menjalankan shiyam Ramadhan dan qiyamnya dijelaskan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksud Imanan wa Ihtisaban

Imanan wa Ihtisaban menjadi syarat seorang muslim mendapat pahala dan keutamaan-keutamaan yang dijanjikan, ampunan dosa dalam menjalankan puasa. Lalu apa maksud dari dua kata yang menjadi syarat tersebut?

Menurut al-Hafidz Ibnul Hajar rahimahullah, "Maksud iman di situ adalah keyakinan dengan kebenaran kewajiban puasa padanya. Sedangkan ihtisab, meminta pahala dari Allah Ta'ala."

Sementara menurut Imam al-Khathabi rahimahullah: "Ihtisab maknanya 'azimah, yaitu dia berpuasa dengan berharap pahalanya dengan memperhatikan kebaikan bagi dirinya tanpa memberatkan pada puasanya dan tidak pula memperpanjang hari-harinya." (Fathul Baari: 6/138 dari Maktabah Syamilah)

Menurut Imam Nawawi rahimahullah, makna iman: membenarkan bahwa dia itu benar dan berharap keutamaannya. Sedangkan makna Ihtisaban, dia berharap kepada Allah Ta'ala semata, tidak berharap penilaian orang dan harapan-harapan lain yang menyalahi ikhlas. (Syarh Nawawi 'ala Muslim, no. 1266)

Yang pada ringkasnya, bahwa yang memotifasi dia untuk menjalankan puasa dan qiyam Ramadhan adalah keimanannya kepada Allah, membenarkan janji-janji-Nya dan berharap pahala dari Allah 'Azza wa Jalla semata. Dan siapa yang menjalankan puasa Ramadhan dan qiyamnya sesuai dengan ketentuannya, dia beriman kepada Allah dan kepada apa saja yang Allah wajibkan baginya, di antaranya ibadah puasa; dan berharap pahala dan ganjaran dari-Nya, maka ia diberi ampunan atas dosa-dosa yang telah dikerjakannya.

Iman Sebagai Syarat Sah dan Diterimanya Amal Ibadah
 
Sebenarnya bukan puasa saja yang akan sah dan diterima bila didasarkan pada iman. Semua ibadah juga begitu, tidak sah dan diterima bila kehilangan iman. Oleh sebab itu, penting sekali kita menjaga keimanan ini. Jangan sampai ia rusak dengan kesyirikan dan kekufuran, karena keduanya akan membatalkan seluruh amal ketaatan, di antaranya shiyam. Allah Ta'ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Nahl: 97)

Iman dan amal shalih dalam ayat ini, menjadi syarat untuk diterimanya amal ibadah, yang karena itu akan memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan balasan yang lebih baik di akhriat, yaitu surga.

Sedangkan dasar bahwa syirik adalah penghapus seluruh amal, adalah firman Allah Ta'ala:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".”(QS. az-Zumar: 65-66)

Allah Ta’ala berfirman tentang para nabi dan rasul-Nya,

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)

Sedangkan amal shalih orang yang tidak beriman, alias kafir, tidak akan pernah diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Ta’ala berfirman tentang amal baik mereka,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)

Hakikat Iman

Iman dalam term ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah pembenaran dengan batin, ikrar dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Iman menurut paham yang lurus ini, juga bisa bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Jadi perilaku seorang mukmin akan mempengaruhi imannya.

Pada prinsipnya, iman adalah membenarkan kabar berita dan tunduk kepada syari'at. Karena itu, barangsiapa yang dalam hatinya tidak ada pembenaran dan sikap tunduk, maka bukan sebagai seorang muslim.

Penyempurna iman yang wajib adalah dengan melaksanakan perkara-perkara wajib dan meninggalkan perkara-perkara haram. Sedangkan penyempurnanya yang bersifat sunnah adalah dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah dan meninggalkan yang makruh serta menjaga diri dari yang syubhat.

Orang-orang yang memisahkan amal dalam hakikat iman dan membatasinya pada pembenaran saja, mereka itu orang yang batil (sesat). Sebabnya, karena iman tidak akan terwujud dengan hanya meyakini kebenaran ajaran yang disampaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saja. Banyak orang yang memiliki keyakinan seperti ini tapi tidak lantas menjadi orang beriman.

Terwujudnya iman harus terkumpul dua hal: keyakinan terhadap kebenaran dan adanya kecintaan dan ketundukan dalam hati.
 
Allah Ta'ala berfirman:

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir." (QS. Al Nisa': 59)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang yang tidak mau mengembalikan urusannya kepada Allah dan Rasul-Nya tidak termasuk orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Di dalamnya terdapat bukti jelas bahwa iman tidak terakui hanya dengan membenarkan kabar berita saja. Iman bukan ucapan semata, tapi harus disertai dengan ketundukan kepada syari'at dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menjalankan ketetapannya.
 
Allah Ta'ala berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. Al Nisa': 65)

Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala bersumpah dengan Diri-Nya yang Maha mulia dan Maha suci, bahwa seseorang tidaklah beriman sehingga dia menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai hakim dalam semua urusannya. Apa yang diputuskannya maka itulah kebenaran yang wajib ditaati lahir dan batin. Hal ini juga menguatkan bahwa iman tidak tegak hanya dengan membenarkan kabar berita semata, tapi harus juga dengan menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai hakim dan tidak berberat hati terhadap keputusannya. Kalau sudah seperti ini, maka tergaklah keimanan.

Bahkan pada beberapa ayat sebelumnya, Allah membatalkan iman orang-orang munafikin yang mengaku beriman kepada Al-Qur'an dan kitab-kitab yang Allah turunkan sebelumnya, namun ia tidak mau tunduk kepada hukum-hukum yang terkandang di dalamnya. Lebih parah lagi, saat diseru untuk menjalankan syariat, mereka menjadi orang pertama yang menentangnya.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." (QS. Ali Imran: 60-61)

Dalam ayat lain, Allah Ta'ala juga membatalkan iman mereka yang mengaku beriman dengan lisannya kemudian perbuatannya menyalahi konsekuensi ucapan mereka, yaitu mereka berpaling dari hukum Allah dan Rasul-Nya.

وَيَقُولُونَ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ

"Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman." (QS. Al Nuur: 47)
. . . Belum cukup juga hanya meyakini, satu-satunya agama dan syariat yang diridhai Allah hanyalah Islam. Tapi tidak mau menjadikannya sebagai aturan yang mengatur kehidupannya. . .

Dari keterangan di atas, menunjukkan sangat jelas, bahwa belum cukup kita hanya mengetahui dan mengakui Islam saja ajaran yang benar, sedangkan selain Islam salah dan batil. Belum cukup juga hanya meyakini, satu-satunya agama dan syariat yang diridhai Allah hanyalah Islam. Tapi tidak mau menjadikannya sebagai aturan yang mengatur kehidupannya.

Allah Ta'ala berfirman tentang orang-orang Yahudi yang mengenal kebenaran Nabi Muhammad dan ajaran yang dibawanya,

الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 146)

Pengenalan hati semata tidak dikatakan iman jika perkataan lisan dan perbuatan menyelisihinya. Karenanya, para ulama ahli kitab dari kalangan Yahudi mengenal kebenaran risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, tapi mereka menyembunyikan kebenaran tersebut dan menentangnya sehingga mereka merugi di dunia dan akhirat. Semua itu menunjukkan bahwa ilmu (pengetahuan) dan menyampaikan pengetahuan tersebut tidak menjadikan seseorang beriman sehingga mengucapkan kalimat iman dengan bentuk pernyataan untuk komitmen dan patuh.

Seandainya iman hanya sekedar keyakinan dalam hati niscaya Iblis, Fir'aun beserta kaumnya, dan orang-orang Yahudi yang mengenal Nabi Muhammad sebagaimana mereka mengenal anak kandung mereka sendiri sebagai mukminin mushaddiqin (orang-orang beriman yang membenarkan keimanan mereka). Mustahil, orang berakal akan mengucapkan kalimat semacam ini.
 
Lebih dari itu, bila ada orang yang berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Aku tahu engkau adalah benar, tapi aku tidak mau mengikutimu sebaliknya aku akan memusuhimu, membencimu, dan menyalahi perintahmu," lalu dikatakan sebagai orang beriman yang sempurna imannya, karena sudah mengikrarkan kebenaran dengan lisannya. Kalimat semacam ini tidak akan pernah keluar dari mulut seseorang yang masih sehat akalnya.

. . . Seandainya iman hanya sekedar keyakinan dalam hati niscaya Iblis, Fir'aun beserta kaumnya, dan orang-orang Yahudi yang mengenal Nabi Muhammad sebagaimana mereka mengenal anak kandung mereka sendiri sebagai mukminin mushaddiqin . . .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

"Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan (tidak mau)? Para sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, siapa orang yang enggan itu?" beliau menjawab, "Siapa yang mentaatiku akan pasti masuk surga sedangkan orang yang durhaka kepadaku benar-benar telah enggan (masuk surga)." (HR. Bukhari)

Maka siapa yang menolak untuk mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan membelakangi petunjuk kebenaran yang beliau bawa, maka menjadi ahli neraka, walau dia meyakini kebenaran risalah beliau dalam hatinya.

Kemudian Allah menjelaskan bahwa takdzib (mendustakan ayat-ayat Allah) dan sombong dengan tidak mau menerima hukum-hukum-Nya termasuk bab kekufuran dan pembatal iman. Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS. Al A'raaf: 40)

. . . Barangsiapa yang menolak hukum Allah dan menolak untuk tunduk patuh terhadap risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (syariat Islam), maka sungguh telah batal imannya.

Dan jika batal iman, maka tidak dianggap sah dan tidak akan diterima amal ibadah yang dikerjakannya, di antaranya shiyam Ramadhan. Dan yang serupa dengan takdzib adalah sikap menolak dan enggan melaksanakan perintah Allah dan tunduk terhadap syariat-Nya. Barangsiapa yang menolak hukum Allah dan menolak untuk tunduk patuh terhadap risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (syariat Islam), maka sungguh telah batal imannya. Dia telah keluar dari agama sebagaimana yang telah diterangkan dalam nash-nash yang telah lalu. Dan jika batal iman, maka tidak dianggap sah dan tidak akan diterima amal ibadah yang dikerjakannya, di antaranya shiyam Ramadhan.

Maka mari kita mantapkan iman sebelum tiba Ramadhan, dengan meyakini kebenaran Islam semata dan kewajiban tunduk dan patuh kepada syariatnya. Wallahu Ta'ala a'lam.
 

Friday, July 20, 2012

Perutusan Ramadhan YB Haji Maktar Haji Shapee

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
















Muslimin dan Muslimat yang diRahmati Allah sekelian, khususnya mereka yang berada dalam KADUN Sg. Bakap












Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan Selamat Berpuasa Ramadhan dengan rasa penuh Keimanan kepada Allah s.w.t.. Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud : 'Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan semata-mata kerana iman dan mengharapkan Redha Allah, nescaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu ....'
Marilah sama-sama kita meningkatkan amalan kita di bulan yang mulia ini. Sebagai panduan, bersama ini disertakan beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan cara-cara mendapatnya :











Puasa Ramadhan - Orang Yang Untung

















Saudara, kita telah lihat dua potongan hadith menyentuh kefadhalan atau keuntungan yang kita dapati apabila kita benar-benar ikhlas dan istiqamah berpuasa dalam bulan Ramadhan. Kita diberitahu bahawa ketika tibanya bulan Ramadhan, Allah (s.w.t.) akan memasung syaitan dan jin yang sememangnya sentiasa cuba menyesatkan orang beriman, apa lagi dalam bulan puasa. Jelasnya, orang beriman itu dalam bulan Ramadhan terpeliharalah dari godaan jin dan syaitan kerana dipasung atau diikat Allah (s.w.t.). Dan, dalam masa yg sama pula para malaikat rahmat di langit menyeru dan mengajak orang iman supaya meninggalkan segala aktiviti keburukan dan kemaksiatan mereka pada malam dan siang hari dan memperbanyakkan amalan tambahan (amalan sunat dalam bulan Ramadhan) supaya mendapat gandaan pahala yang besar sebagai bekalan hari selepas matinya. Jelaslah kita dipermudahkan Allah (s.w.t) untuk berpuasa dan mengamalkan amalan soleh dan menambah dan meningkatkan amalan yg berupa peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah (s.w.t.) dalam bulan Ramadhan.











Saudara, kita juga diberitahu apakah ganjaran yang menunggu kita kelak setelah berjaya berpuasa dalam bulan Ramadhan sebaik mungkin iaitu keampunan dari dosa-dosa yang lalu dan dibebaskan dari siksaan neraka. Orang-orang yang mendapat kejayaan sedemikian adalah memenuhi dua syarat; iaitu :
1. Mereka berpuasa dengan penuh keinsafanan, dan





2. Mereka mengharapkan mendapat kerahmatan Allah (s.w.t.).





Caranya menjaga dirinya dari melakukan sebarang kemaksiatan ketika siang hari dan malam harinya dan menambah amalan dan ibadah ketika siang dan lebih-lebih lagi malamnya, terutama mengerjakan Solat Terawih dan bangun malam mengerjakan solat-solat sunat tambahan pula.











Saudara, kita diberitahu betapa besar dan banyak serta berbagainya ganjaran pahala mengerjakan amalan dalam bulan Ramadhan itu - ketika siang dan ketika malam - yg akhirnya, jika kita menepati tuntutan Islam, kita dibebaskan dari neraka. Oleh itu, dalam sepotong hadith, yang telahpun kita temui, bahawa rugilah seseorang yang beriman itu jika di akhir Ramadhan dia tidak dapat pengampunan Allah (s.w.t) dari dosa-dosanya yang lalu dan dibebaskan oleh Allah (s.w.t.) dari neraka!











Kita lihat selanjutnya beberapa hadith mengenai kefadhalan Ramadhan itu.



Diriwayatkan hadith dari abu Hurairah berkata: ‘Telah bersabda Rasulallah (s.a.w): ‘Raghima anfu rajulun zukirtu ‘indahu falam yusolli ‘alaiya wa-raghima anfu rajulun dakhala ‘alaihi ramadhanu thumman salakha qabla an yughfara lahu wa-raghima anfu rajulun adraka ‘indahu abawahul-kibara falam yudkhilhu jannata.’ (Yang bermaksud: "Hilang hidung, yakni Kurus/rugi lelaki yang disebut aku (Nabi) di sisinya maka tidak mendoakan rahmat dia atasku, dan rugi/hilang hidung lelaki yang masuk atasnya bulan Ramadhan kemudian habis/berlalu Ramadhan sebelum bahawa diampuni baginya (dosa-dosanya) dan rugi/hilang hidung lelaki menjumpai di sisinya kedua orang tuanya maka tidak memasukkannya (oleh mereka) pada syurga." [Hadith at-Termidzi, Kitab Doa]











Bahagian pertama hadith di atas itu menyebutkan rompong hidung atau tidak menghormati dia apabila mendengar nama Rasulallah (s.a.w) disebut, dia tidak berselawat atas Nabi (s.a.w). [Nota: Allah (s.w.t.) pada Ayat 56, Surah al-Ahzab memerintahkan orang yang beriman supaya berselawat atas Nabi (s.a.w) kerana Allah (s.w.t.) dan para malaikat berselawat atas Nabi (s.a.w). Umat Islam diwajibkan menyebut 'sallallahu 'alihi wasallam' setiap kali mendengar nama Nabi (s.a.w) disebut].











Hadith itu menyebutkan dua pra-syarat bagi orang yang beriman yang berpuasa yang boleh membebaskan dirinya dari dosa-dosanya yang lalu dan membebaskan dirinya dari siksaan neraka, iaitu :
1. Sepanjang Ramadhan dia memastikan dirinya berpuasa sebaik mungkin dan beramal sebaik mungkin; dan

2. Orang-orang yang masih mempunyai kedua ibu bapanya, dia menjaga dan melayani mereka sebaik mungkin sehingga kedua-dua ibu bapanya redha terhadapnya, dan kerana keredhaan itu, dia berjaya mendapat keredhaan Allah (s.w.t.), dan keredhaan Allah (s.w.t.) itu membolehkannya diberikan ganjaran syurga oleh Allah (s.w.t.). Rugilah bagi seseorang orang yang beriman itu ketika masih hidup kedua ibu bapanya dibiarkannya dan tidak dilayani olehnya sebaik mungkin, maka ketika mereka sudah mati, tidak dapatlah kedua-duanya menghantarkannya ke syurga di akhirat kelak, kerana tidak redha kedua-duanya terhadap mereka! Demikianlah utamanya puasa Ramadhan dan utamanya bagi seorang anak itu menjaga sebaik mungkin kedua ibu bapanya semasa mereka masih hidup.











Saudara, hadith berikut mengulangi ganjaran pahala orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan demi mencari dan mendapatkan keredhaan Allah (s.w.t.) itu.











Bahagian kedua hadith ini menyebutkan pula barangsiapa yang berusaha sebaik mungkin untuk mencari Malam Qadr (Lailatul Qadar) dengan penuh keimanan dan mengharapkan juga keredhaan Allah (s.w.t.), maka dia akan dibebaskan dari neraka di akhirat kelak. Dalam Surah al-Qadr kita diberitahu bahawa Malam Qadr itu lebih baik dari 1,000 bulan (atau 83.3 tahun) jikalah kita diberi kesempatan menemuinya.











Malam Qadr itu berlaku pada malam ganjil 10 malam terakhir Ramadhan. Dalam hadith lain disebutkan tentang 4 orang yg amat 'alim dan soleh dalam zaman sebelum zaman Musa (a.s), yang mengerjakan amalan tanpa melakukan sebarang dosa kecil sedikitpun dalam hayat mereka sepanjang 80 tahun, mendapat jaminan syurga oleh Allah (s.w.t.). Maka sesiapa yg berjaya menemui malam Qadr itu, pahalanya melebihi amalan tanpa cacat empat orang 'alim tersebut - 83.3 tahun.











Diriwayatkan hadith dari Abi Hurairah (r.a) hadith dari Nabi (s.a.w) bersabda: ‘Man soma Ramadhana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqqaddama min zanbihi, wa-man qama lailata imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqqaddama min zanbihi.’
(Yang bermaksud: ‘Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kerana keimanan dan kerana mencari pahala (di sisi Allah (s.w.t) diampunkan Allah (s.w.t.) baginya apa-apa yang telah mendahuluinya dari dosa-dosanya; dan barangsiapa berdiri (yakni, menetapi ibadah) pada malam Qadr kerana keimanan dan kerana mencari pahala di sisi Allah (s.w.t.), diampunkan Allah (s.w.t.) baginya apa-apa yg mendahulukannya (dosa-dosanya). [Hadith Bukhari, Kitab Solat Terawih]











Hadith di atas itu menyebutkan bahawa sesiapa yang berjaya diberi kesematan oleh Allah (s.w.t.) menemui Malam Qadr itu akan dikikis segala dosa-dosanya yang telah lalu, diberi keampunan, dibebaskan dari neraka dan dianugerahkan Allah (s.w.t.) syurga di akhirat kelak. Mudah-mudahan kita dapat menyediakan diri untuk berpuasa sebaik mungkin dalam bulan Ramadhan tahun ini, Insya Allah.











Untuk itu eloklah perbanyakkan amalan sunat di siang hari seperti mengerjakan pelbagai solat-solat sunat, terutama Solat Duha (12 rakaat - dibuat dua-dua rakaat satu salam), Solat Taubat (dua rakaat satu salam), membaca al-Quran dan berzikir dan sebagainya. Dan, ketika malamnya pula mengerjakan Solat Terawih (8 rakaat dibuat empat empat rakaat satu salam, mengikut as-Sunnah), mengerjakan Solat Tahajjud pula (dibuat dua dua rakaat satu salam sebanyak mungkin, membaca al-Quran, berzikir dan sebagainya.











Pahala melakukan satu kebaikan adalah antara 10 gandaan hingga 700 gandaan, tapi amalan dalam bulan Ramadhan gandaannya melebih 700 kali gandaan pula, tertatakluk kepada keikhlasan kita mengikut penilaian Allah (s.w.t.).











Pahala juga boleh didapati dengan bersedekah dan memberi makan orang-orang yang berpuasa maka kita diberi ganjaran pahala seumpama pahala orang yang kita jamu makanan. Kalau kita beri makan 10 orang yang beriman yang berpuasa dan dia diberi ganjaran pahala oleh Allah (s.w.t.) 500 gandaan, maka kita dapat pahala sebagaimana mereka itu di kali dgn 10 orang, iaitu 500 x 10 = 5,000 ganjaran pahala pula. Alangkah beruntungnya orang yang memberi makan kepada orang yang berpuasa! Selain itu mempercepatkan berbuka dan melambatkan bersahur juga mendatang pahala sunnah.











WabillahiTaufiqWalHidayah, Wassalam

Monday, June 4, 2012

Kita Telah Berjaya

Setelah diamanahkan sebagai Wakil Rakyat di DUN Sungai Bakap selama lebih 4 tahun, YB Hj. Maktar bin Hj. Shapee telah berjaya melunaskan beberapa tuntutan rakyat.

Selain daripada kejayaan yang dilakukan oleh Kerajaan Negeri Pakatan Rakyat seperti:
1. Sumbangan RM100 setahun untuk Warga Emas
2. Sumbangan RM100 setahun untuk OKU
3. Sumbangan RM100 setahun untuk Ibu Tunggal
4. Sumbangan RM1,000 'One-Off' untuk waris bagi Pengurusan Jenazah
5. Sumbangan RM200 'One-Off' kepada semua anak kelahiran pemilih Pulau Pinang mulai 1 Januari 2011
6. Sumbangan RM1,000 'One-Off' kepada mahasiswa/siswi IPTA, jika pendapatan isi rumah kurang dari RM4,000 sebulan
7. Sumbangan RM100 'One-Off' untuk Pelajar Emas iaitu Tahun 1 & 4 dan Tingatan 1 & 4
8. dan lain-lain kejayaan yang dilaporkan dari masa ke semasa.     

Selaku ADUN Sungai Bakap, beliau prihatin membantu …

A. Dari segi KEBAJIKAN dan Hubungan Masyarakat :
1. Membaik pulih rumah terutamanya bumbung; lebih dari 200 buah rumah di seluruh KADUN. 60 buah daripadanya merupakan rumah PPRT di Kg. Indra Timbalan, Kepala Gajah
2. Menghulur sumbangan RM100 untuk Sewa Kereta Jenazah kepada setiap waris jenazah pengundi KADUN Sungai Bakap
3. Menziarahi dan memberi sumbangan perubatan (Jejak Sihat) kepada setiap pesakit yang dilaporkan oleh JKKK
4. Menghulur sumbangan RM200 untuk para pelajar anak-anak pengundi KADUN Sungai Bakap yang akan melanjutkan pelajaran ke peringkat Diploma dan RM300 untuk mereka yang akan melanjutkan pelajaran ke peringkat Ijazah
5. Menyumbang khemah, kerusi meja dan pinggan mangkuk kepada hampir setiap surau, persatuan dan rumah ibadat
6. Mengunjungi hampir setiap jemputan kenduri yang dijemput oleh para pengundi
7. Menghulur sumbangan berbuka puasa ke setiap surau
8. Menghulur sumbangan dan hamper kepada OKU dan mereka yang kurang bernasib baik sempena hari-hari perayaan Islam, Cina dan India
9. Memberi perkhidmatan kepada pengundi-pengundi bersempadan KADUN Bukit Tambun, Machang Bubuk dan Jawi dengan membuka/menambah kawasan-kawasan baru JKKK
10. Dengan perkhidmatan yang terlaksana, beliau telah menziarahi lebih 60% rumah-rumah pengundi KADUN Sungai Bakap
11. Semua aktiviti yang telah dijalankan ini, kita telah membelanjakan wang melalui sumber Akaun Khas ADUN sebanyak RM500,000.00 lebih, ini tidak termasuk peruntukan RM200,000.00 setahun melalui Pejabat Daerah SPS

B. Dari segi SOSIO-EKONOMI :
Menganjur program :
- Karnival Masyarakat Madani 1 & 2
- Karnival Rakyat Harmoni 1 & 2
- Karnival Ambang Ramadhan
- Bakti Siswa (BAKSIS UIAM) di kawasan JKKK Kepala Gajah
- Bakti Masyarakat (BAKMAS) di kawasan JKKK Kampung Besar
- Bakti Siswa (BAKSIS UM) di kawasan JKKK Tasek

C. Dari segi PENDIDIKAN (Rohani dan Intelek) :
1. Membaca Khutbah Jumaat di setiap masjid
2. Menyebar risalah-risalah kemajuan Kerajaan Negeri di Pasar Awam dan pasar-pasar malam
3. Memberi Kuliah di beberapa buah masjid dan surau dalam KADUN Sungai Bakap
4. Menganjurkan ceramah-ceramah umum dan kelompok dengan kerjasama JKKK dan Surau
5. Kem Remaja Anggun (KERAMAT) untuk anak muda di Bendang Man, Sik, Kedah. Anjuran bersama JKKK Sungai Kechil

D. Dari segi PEMBANGUNAN :
1. Membina Rumah Mampu Milik bersebelahan PPRT Indra Timbalan, Kepala Gajah
2. Menaik taraf infrastruktur hampir ke seluruh kawasan dalam KADUN, antaranya :
     - Jalan dan Longkang sepanjang jalan dari Kg. Sepulau ke persimpangan Pekan Tasek
     - Longkang sepanjang Jalan Hutan Petai ke persimpangan Jalan Che Hussain, Padang Lalang
     - Longkang sepanjang jalan dari pekan hingga ke hadapan Masjid Kampung Besar dan sepanjang jalan Kg. Baru Sungai Buaya
     - Longkang dari pekan Sungai Kechil ke Lebuh Raya Utara Selatan
     - Longkang di sepanjang jalan Kampung Permatang Ara, Sungai Bakap
     - Longkang dalam kawasan perumahan Kampung Krian Kedah
     - Longkang di Jalan Sentosa dan Kg. Makau Suah, Sungai Bakap (menyelesaikan masalah banjir kilat sejak lebih 10 tahun)
3. Membina 6 unit Gerai Penjaja di pekan Sungai Duri
4. Menambak tebing-tebing Sungai Jawi, Tasek Chempedak, Sungai Buaya dan sungai Kechil

E. Dari segi SUKAN dan REKRIASI :
1. Menganjurkan pertandingan Liga Juara Sungai Bakap sebagai acara tahunan. Perlawanan Akhir diadakan di Stadium Batu Kawan
2. Pertandingan Memancing di Byram, anjuran bersama JKKK Sungai Kechil dan Small River Club (SRC)
3. Konvoi Bermotor ke Teluk Batik dan Langkawi, anjuran bersama JKKK Sungai Kechil dan Small River Club (SRC)
4. Malam Anugerah Tahunan, sumbangan kepada warga kurang bernasib baik dan pelajar-pelajar cemerlang. Anjuran bersama JKKK Sungai Kechil dan Small River Club (SRC)
5. Membina Gelanggang Sepak Raga Bulat di Taman Rekreasi Sungai Buaya (Taman Negeri Bukit Panchor)
6. Kayuhan Bersihkan Malaysia, Peringkat Parlimen Nibong Tebal. Anjuran bersama JKKK Kepala Gajah

F. Dari segi KEBERSIHAN :
1. Menubuhkan 'Skuad Bersih' bagi membersih jalan-jalan kampung
2. Menganjurkan aktiviti gotong-royong dengan kerjasama MPSP di setiap kawasan JKKK dalam KADUN Sungai Bakap

Monday, March 26, 2012

Melawat Kilang Dedak Meletup

11.00 pagi - Bersama YB Law Choo Kiang, YB Tan Beng Huat dan Ahli Majlis MPSP, Muhammad Zainudin Hj. Othman.

Melawat Pembinaan Projek Tebatan Banjir

10:30 pg - YB Hj. Maktar melawat kawasan tebing sungai di Sungai Duri yang dibina sangkar batu bagi menghalang air membanjiri kampung berhampiran. Turut hadir menemani YB ialah Setiausaha JKKK Sungai Duri. YB ucapkan berbanyak terima kasih kepada pihak JPS SPS yang menyegerakan projek tersebut.